2.017-Bahan Radioaktif dan bahan bakar uranium

Artefak Kelistrikan - 100000/ART/2.017

SEJARAH

Bahan radioaktif adalah zat yang memancarkan radiasi ionisasi secara spontan akibat peluruhan inti atomnya. Radiasi ini bisa berupa partikel alfa, beta, atau sinar gamma, yang masing-masing memiliki sifat dan daya tembus berbeda. Bahan radioaktif dapat ditemukan secara alami, seperti uranium dan thorium, atau dibuat secara buatan di reaktor nuklir, seperti isotop kobalt-60 dan cesium-137. Karena kemampuannya dalam melepaskan energi tinggi, bahan ini banyak digunakan di berbagai bidang, mulai dari pembangkitan listrik, pengobatan kanker, hingga pelacakan dalam industri dan penelitian ilmiah. Namun, penggunaannya memerlukan pengelolaan yang sangat hati-hati untuk mencegah dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan.
Uranium sebagai Bahan Bakar Nuklir
Uranium merupakan salah satu bahan radioaktif yang paling penting karena kemampuannya digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor nuklir. Isotop uranium-235 (U-235) adalah jenis uranium yang bersifat fisil, artinya dapat mengalami reaksi fisi (pembelahan inti) yang menghasilkan energi dalam jumlah besar. Di alam, uranium sebagian besar terdiri dari isotop U-238 yang tidak fisil, dan hanya sekitar 0,7% berupa U-235, sehingga uranium alami perlu diperkaya agar kandungan U-235-nya meningkat untuk digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini disebut pengayaan uranium. Setelah diperkaya, uranium biasanya dibentuk menjadi pelet kecil dan disusun dalam batang bahan bakar yang digunakan dalam inti reaktor.
Keamanan dan Tantangan Penggunaan Uranium
Penggunaan uranium sebagai bahan bakar nuklir menawarkan keunggulan dalam menghasilkan energi dalam jumlah besar tanpa emisi karbon, namun juga menimbulkan tantangan besar dari sisi keamanan dan limbah radioaktif. Risiko utama adalah kemungkinan pelepasan radiasi dalam kecelakaan reaktor dan pengelolaan limbah radioaktif jangka panjang yang dapat tetap berbahaya selama ribuan tahun. Oleh karena itu, reaktor nuklir dirancang dengan sistem pengaman berlapis dan prosedur operasional yang ketat. Selain itu, ada kekhawatiran tentang proliferasi senjata nuklir karena uranium yang sangat diperkaya dapat digunakan untuk membuat bom. Dengan demikian, penggunaan uranium harus berada dalam pengawasan ketat, baik secara nasional maupun internasional, untuk memastikan keamanannya bagi masyarakat dan lingkungan.

Museum Listrik dan Energi Baru

Tim Pengembangan

Panel Informasi