2.033-Bahan Bakar energi fosil (minyak bumi)

Minyak bumi merupakan salah satu bentuk bahan bakar fosil yang paling penting dalam menopang aktivitas kehidupan modern. Berasal dari sisa-sisa organisme laut seperti plankton dan alga yang terkubur selama jutaan tahun di bawah tekanan dan temperatur tinggi di lapisan bumi, minyak bumi terbentuk melalui proses geokimia alami. Hasil dari proses tersebut adalah cairan kental berwarna hitam atau coklat tua yang mengandung berbagai senyawa hidrokarbon. Minyak ini kemudian diekstraksi dari bawah permukaan bumi melalui pengeboran dan selanjutnya diproses melalui kilang untuk menghasilkan berbagai produk seperti bensin, solar, minyak tanah, hingga bahan bakar jet.

Penggunaan minyak bumi telah menjadi tulang punggung revolusi industri dan perkembangan teknologi selama abad ke-20. Selain sebagai sumber energi utama untuk transportasi dan pembangkit listrik, minyak bumi juga merupakan bahan baku penting dalam industri petrokimia untuk memproduksi plastik, pupuk, deterjen, dan produk lainnya. Konsumsi minyak bumi secara global sangat tinggi, terutama oleh negara-negara industri dan berkembang. Hal ini menyebabkan ketergantungan besar terhadap pasokan minyak, yang pada akhirnya menimbulkan tantangan geopolitik dan ekonomi, terutama dalam hal distribusi dan harga yang fluktuatif.

Namun, penggunaan minyak bumi membawa dampak lingkungan yang signifikan. Pembakaran minyak bumi menghasilkan emisi karbon dioksida (CO₂) dalam jumlah besar yang berkontribusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global. Selain itu, proses ekstraksi dan pengangkutan minyak dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, seperti tumpahan minyak di laut yang merusak ekosistem. Karena itu, meskipun minyak bumi masih memainkan peran utama dalam penyediaan energi dunia, upaya transisi ke energi yang lebih bersih dan terbarukan seperti tenaga surya dan angin semakin gencar dilakukan oleh berbagai negara untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan energi fosil ini.