2.035-Prosen Produksi dan Penyaluran Listrik 1

Produksi listrik dimulai dari pembangkitan energi di pembangkit listrik. Terdapat berbagai jenis pembangkit, antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Tenaga Air (PLTA), Tenaga Gas (PLTG), Tenaga Surya (PLTS), dan Tenaga Angin (PLTB). Setiap jenis pembangkit memanfaatkan sumber energi berbeda; misalnya, PLTU menggunakan batu bara untuk memanaskan air hingga menjadi uap, yang kemudian memutar turbin. Gerakan turbin tersebut menggerakkan generator yang menghasilkan arus listrik. Teknologi terbaru juga telah memungkinkan pembangkitan listrik berbasis energi terbarukan seperti surya dan angin, yang lebih ramah lingkungan.
Transformasi dan Transmisi Listrik
Setelah listrik dihasilkan, tegangannya dinaikkan menggunakan gardu induk (trafo step-up) agar dapat ditransmisikan secara efisien melalui jaringan tegangan tinggi. Transmisi dilakukan melalui saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) yang membentang antarwilayah hingga ratusan kilometer. Tujuannya adalah meminimalkan rugi-rugi daya selama perjalanan listrik dari pusat pembangkit menuju pusat beban (konsumen). Proses ini memerlukan pengaturan beban dan kestabilan sistem kelistrikan secara real-time agar sistem tetap seimbang antara kebutuhan dan pasokan.
 Distribusi dan Penyaluran ke Konsumen
Setibanya di area konsumsi, listrik diturunkan tegangannya menggunakan gardu distribusi (trafo step-down), sehingga aman digunakan oleh konsumen industri, komersial, dan rumah tangga. Distribusi dilakukan melalui jaringan tegangan menengah dan rendah, baik melalui kabel udara maupun kabel bawah tanah, tergantung kondisi wilayah. Perusahaan penyedia listrik, seperti PLN di Indonesia, memastikan kualitas layanan distribusi dengan memantau tegangan, frekuensi, dan kestabilan suplai. Pada akhirnya, listrik sampai ke rumah atau fasilitas industri melalui panel distribusi yang dilengkapi sistem proteksi untuk keselamatan pengguna.