2.232-KWH Meter Kuno Eigendom th 1947

Artefak Kelistrikan - 100000/ART/2.232

SEJARAH

Sejarah dan Konteks Penggunaan

KWH Meter kuno bertuliskan Eigendom tahun 1947 merupakan artefak penting dalam sejarah perkembangan kelistrikan di Indonesia, khususnya pada masa pasca-penjajahan. Istilah Eigendom, yang berasal dari bahasa Belanda dan berarti "milik", menunjukkan bahwa meteran ini merupakan milik resmi dari perusahaan listrik pemerintah kolonial atau perusahaan yang mengambil alih sesudahnya. Tahun 1947 sendiri menandai era transisi yang penuh dinamika, di mana Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya dan sedang berjuang mempertahankan kedaulatan, termasuk dalam sektor infrastruktur energi. KWH Meter ini menjadi simbol dari sistem pencatatan penggunaan listrik yang mulai diterapkan secara sistematis, mencerminkan awal mula manajemen energi modern di Indonesia.

Desain Fisik dan Teknologi

Secara fisik, KWH Meter kuno tahun 1947 ini biasanya dibuat dari bahan logam tebal dan dilengkapi dengan kaca bening di bagian depannya untuk menampilkan angka putaran pemakaian listrik. Di dalamnya terdapat mekanisme roda gigi dan cakram aluminium yang berputar mengikuti arus listrik yang melewatinya. Meteran ini bekerja secara mekanik dengan sistem elektromagnetik dasar—tanpa komponen digital—dan mengandalkan presisi fisik untuk menghitung konsumsi daya dalam satuan kilowatt-jam. Ciri khas dari meteran ini adalah keberadaan pelat label yang bertuliskan informasi teknis seperti tegangan (volt), arus maksimum (ampere), dan nomor seri, serta logo atau cap dari pemilik, biasanya tercetak kata Eigendom disertai nama perusahaan atau instansi terkait.

Nilai Historis dan Koleksi

Kini, KWH Meter kuno bertahun 1947 bukan hanya sekadar alat ukur, melainkan juga memiliki nilai historis dan koleksi yang tinggi. Bagi kolektor barang antik atau instansi yang mengelola museum energi dan teknologi, keberadaan meteran ini menjadi bukti nyata dari perjalanan panjang elektrifikasi di tanah air. Ia menggambarkan bagaimana teknologi sederhana mampu menjawab kebutuhan masyarakat di masa lampau, sekaligus menunjukkan jejak pengaruh kolonial dalam infrastruktur dasar. Dalam konteks edukasi, alat ini sering dijadikan bahan pembelajaran mengenai evolusi sistem kelistrikan, serta peralihan dari teknologi mekanik ke era digital dan pintar (smart meter) seperti yang digunakan saat ini.

Museum Listrik dan Energi Baru

Tim Pengembangan

Panel Informasi

  • CategoryArtefak Kelistrikan
  • Sumber Hibah dari PT PLN (persero) Udiklat Tuntungan Sumatra Utara
  • Project date1995
  • Project URL Koleksi Peraga Museum