2.252-Tungku Sae Sumarni
Artefak Kelistrikan - 100000/ART/2.252
SEJARAH
Sejarah dan Filosofi Tungku Sae Sumarni
Tungku Sae Sumarni merupakan warisan budaya yang lahir dari tradisi masyarakat Minangkabau, khususnya di wilayah pedalaman Sumatera Barat. Nama "Sae Sumarni" mengandung makna mendalam; "Sae" berarti baik atau berfaedah, sedangkan "Sumarni" merujuk pada nama seorang perempuan yang dipercaya sebagai pelestari atau pencipta awal dari praktik penggunaan tungku ini. Tungku ini bukan sekadar alat masak, melainkan simbol dari kehangatan, keberkahan, dan kehidupan rumah tangga yang harmonis. Secara turun-temurun, tungku ini digunakan dalam upacara adat seperti pernikahan, kenduri, dan upacara adat kematian, menjadikannya bagian integral dari struktur sosial dan spiritual masyarakat setempat.
Struktur Fisik dan Fungsi Sosial
Secara fisik, Tungku Sae Sumarni terbuat dari tanah liat yang dibentuk menjadi tiga penyangga utama, yang melambangkan pilar kehidupan: agama, adat, dan musyawarah. Ketiganya menopang wadah masakan, yang secara simbolik menggambarkan kehidupan masyarakat yang seimbang. Letaknya biasanya berada di dapur rumah gadang, tempat para perempuan Minang mengolah makanan dan membentuk nilai-nilai kebersamaan. Fungsi tungku ini tak hanya untuk memasak, tetapi juga sebagai pusat interaksi sosial antaranggota keluarga, terutama saat perempuan tua menurunkan ilmu memasak, nilai-nilai adat, serta cerita-cerita turun-temurun kepada generasi muda.
Relevansi dan Pelestarian di Era Modern
Di tengah modernisasi dan penggunaan kompor gas atau listrik, Tungku Sae Sumarni tetap bertahan sebagai simbol budaya. Beberapa komunitas adat dan pemerhati budaya kini giat melestarikan tradisi ini melalui festival, pelatihan pembuatan tungku, hingga pengenalan di sekolah-sekolah adat. Selain nilai historis, tungku ini juga dianggap ramah lingkungan karena menggunakan bahan bakar alami seperti kayu bakar atau sabut kelapa. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan kebudayaan lokal, Tungku Sae Sumarni menjadi contoh nyata bagaimana sebuah artefak tradisional mampu beradaptasi tanpa kehilangan esensinya. Dengan demikian, ia tak hanya menjadi peninggalan sejarah, tetapi juga sumber inspirasi bagi generasi masa kini.

Museum Listrik dan Energi Baru
Tim Pengembangan
Panel Informasi
- CategoryArtefak Kelistrikan
- Sumber Asset Museum
- Project date1995
- Project URL Koleksi Peraga Museum