Panel PLTA (waduk jatilihur, lumajang, sutami)
Panel Dinamis - 100000/P.DNS/3.086
SEJARAH
Berikut narasi tiga paragraf secara detail mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang berbasis waduk di Indonesia, dengan fokus pada PLTA Jatiluhur, PLTA Sutami, dan PLTA di Lumajang:
PLTA Jatiluhur
PLTA Jatiluhur terletak di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, dan merupakan bagian dari sistem Waduk Ir. H. Djuanda, yang dibangun pada tahun 1957 dan diresmikan pada 1967. Waduk ini merupakan yang terbesar di Indonesia dan memiliki fungsi multifungsi, termasuk irigasi, pengendalian banjir, penyediaan air baku, serta pembangkit listrik. PLTA Jatiluhur memiliki kapasitas terpasang sekitar 187 MW dan memanfaatkan debit Sungai Citarum. Turbin-turbin di PLTA ini menggunakan sistem aliran air yang kuat dan kontinyu dari waduk, menghasilkan energi listrik yang dialirkan ke jaringan Jawa-Bali. Keberadaan PLTA ini sangat vital bagi kestabilan pasokan listrik di wilayah barat Pulau Jawa.
PLTA Sutami
PLTA Sutami, sebelumnya dikenal sebagai PLTA Karangkates, terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dan menggunakan Waduk Sutami sebagai sumber daya airnya. Dibangun pada era Orde Baru, PLTA ini merupakan bagian dari Proyek Brantas dan beroperasi sejak tahun 1972. PLTA Sutami memiliki kapasitas terpasang sekitar 3 x 35 MW, menghasilkan energi listrik dengan memanfaatkan aliran Sungai Brantas yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Jawa Timur. Selain fungsi pembangkitan listrik, waduk ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir, pengairan pertanian, dan perikanan air tawar. Efisiensi dan reliabilitas sistem mekanis di PLTA Sutami menjadikannya sebagai salah satu PLTA paling produktif di Indonesia.
PLTA di Lumajang
Di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terdapat PLTA yang memanfaatkan potensi Sungai Bondoyudo dan sekitarnya, salah satunya adalah PLTA Tanggul. PLTA ini relatif lebih kecil dibanding Jatiluhur dan Sutami, namun memiliki peran strategis dalam mendukung kelistrikan lokal di kawasan tapal kuda Jawa Timur. Sungai-sungai di Lumajang yang berhulu di lereng Gunung Semeru menyediakan debit air yang stabil sepanjang tahun, yang dimanfaatkan secara optimal untuk mikrohidro hingga pembangkit berskala menengah. PLTA di wilayah ini umumnya menggunakan sistem run-off river (aliran langsung) yang ramah lingkungan dan minim dampak ekologis besar. Meskipun skalanya lebih kecil, keberadaan PLTA di Lumajang membantu mendukung kemandirian energi desa-desa terpencil serta mengurangi ketergantungan pada pembangkit berbahan bakar fosil.

Museum Listrik dan Energi Baru
Tim Pengembangan
Panel Informasi
- CategoryPanel Dinamis
- Sumber Pembelian - Peraga pengadaan
- Project date2019
- Project URL Koleksi Peraga Museum