Panel Teknologi Kereta Maglev
Panel Statis - 100000/P.STS/4.245
SEJARAH
ereta Maglev (singkatan dari Magnetic Levitation Train) adalah kereta berkecepatan sangat tinggi yang bergerak tanpa roda, melainkan melayang di atas rel menggunakan gaya magnet.
Maglev memanfaatkan tolakan (levitasi) dan tarikan elektromagnetik untuk mengangkat serta menggerakkan kereta, sehingga menghilangkan gesekan antara roda dan rel.
Maglev memanfaatkan tolakan (levitasi) dan tarikan elektromagnetik untuk mengangkat serta menggerakkan kereta, sehingga menghilangkan gesekan antara roda dan rel.
Hasilnya:
- Kecepatan ekstrem (bisa >600 km/jam)
- Getaran sangat rendah
- Efisiensi energi tinggi
- Perawatan lebih sedikit dibanding kereta konvensional
⚙️ 2. Prinsip Kerja Teknologi Maglev
Teknologi Maglev bekerja berdasarkan dua prinsip utama dari elektromagnetisme:
a. Levitasi Magnetik (Magnetic Levitation)
- Rel (guideway) dilengkapi dengan magnet superkonduktor atau elektromagnet.
- Magnet pada badan kereta menciptakan gaya tolak-menolak (repulsion) atau tarik-menarik (attraction) terhadap magnet di rel.
- Gaya ini membuat kereta melayang beberapa sentimeter di atas rel tanpa kontak fisik.
b. Propulsi Magnetik (Magnetic Propulsion)
- Gerakan maju dihasilkan oleh gelombang elektromagnetik pada rel yang mendorong kereta ke depan.
- Sistem Linear Motor (Linear Induction Motor / Linear Synchronous Motor) menghasilkan dorongan berkelanjutan dengan mengubah polaritas magnet secara cepat sepanjang jalur.
Dengan sistem ini, Maglev bergerak sangat mulus dan hampir tanpa suara.
⚡ 3. Jenis-Jenis Teknologi Maglev
Ada dua teknologi utama yang digunakan di dunia:
1. EMS (Electromagnetic Suspension)
- Dikembangkan oleh Jerman (Transrapid).
- Kereta “menempel” di bawah rel dengan gaya tarikan elektromagnetik.
- Sistem kontrol komputer menjaga jarak tetap ±10 mm antara kereta dan rel.
- Contoh: Shanghai Maglev (Tiongkok) – kecepatan hingga 431 km/jam.
2. EDS (Electrodynamic Suspension)
- Dikembangkan oleh Jepang (JR-Maglev).
- Menggunakan magnet superkonduktor yang menciptakan gaya tolak-menolak.
- Levitasi terjadi setelah kereta melaju cukup cepat (±150 km/jam).
- Lebih stabil pada kecepatan tinggi dan memungkinkan jarak levitasi lebih besar (±10 cm).
- Contoh: JR-Maglev L0 Series (Jepang) – kecepatan uji coba mencapai 603 km/jam.
Museum Listrik dan Energi Baru
Tim Pengembangan
Panel Informasi
- CategoryPanel Statis
- Sumber Pembelian - Peraga Pengadaan
- Project date2017
- Project URL Koleksi Peraga Museum